CERITA PENGALAMAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DI DESA DADAPAN
Halo semuanya, bagaimana kabarnya? Semoga kalian semua baik-baik saja dan sehat selalu😉
Saya ingin berbagi sedikit pengalaman tentang foto di atas yang bermula dari adanya kegiatan yang menyangkut mengenai pelajaran sosiologi. Untuk pelajaran sosiologi kali ini, saya dan teman-teman di ajak untuk melakukan kegiatan pemberdayaan komunitas di Desa Dadapan.
Sebelum berangkat ke Desa Dadapan para siswa-siswi berkumpul di lapangan sekolah untuk melakukan pembekalan dan presensi yang dilakukan oleh Bapak Suhadi dan Ibu Indarti selaku guru mapel sosiologi di sekolah kita. Saat berkumpul kita semua diminta untuk memeriksa barang-barang yang harus dibawa seperti makalah yang telah kita siapkan, biji alpukat atau biji buah/sayuran, membawa bambu yang sudah di bentuk bilah dengan sepanjang 50 cm, dan kantong plastik kresek. Begitu persiapan selesai kita berdoa bersama agar perjalanan kita semua lancar sampai ke tempat tujuan
Di perjalanan saya begitu menikmati angin dari jendela bis dan melihat rumah-rumah, toko-toko, pepohonan dll yang di lalui selama perjalanan. Berbeda dengan teman-teman saya yang lebih banyak bercerita ntah tentang apa saja yang dibahas.
Desa Dadapan adalah desa yang letaknya di dataran tinggi, udara disana sangat sejuk, banyak pepohonan yang rindang disana. Banyak area persawahan yang ditanami padi. Kebetulan padinya masih muda jadi enak dipandang karena berwarna hijau.
![]() |
Pemandangan alam di Desa Dadapan |
![]() |
Suasana saat tiba di Desa Dadapan (Wisata Pagar Pelangi) |
Sesampai di Sendang Ayu, ternyata bapak ibu guru pendamping sudah sampai terlebih dahulu. Pihak komunitas juga sudah menyediakan tenda dan tempat duduk lesehan agar cukup untuk semua siswa-siswi yang ingin duduk.
![]() |
Sambutan dari Bapak Kepala Desa Dadapan |
![]() |
Sambutan dari Bapak Kepala Sekolah |
![]() |
Sambutan dari Pemuda Komunitas Desa Dadapan (teamwork) |
![]() |
Penyerahan Bibit kepada Kepala Desa |
![]() |
Penyerahan Makalah dari Kepala Sekolah kepada Kepala Desa Dadapan |
Setelah serangkaian acara diatas kita semua di arahkan oleh pemuda komunitas Desa Dadapan yaitu Kak Faza untuk menuju ke lokasi yang akan di gunakan untuk penanaman biji alpukat. Dengan membawa bambu dan plastik kresek yang telah dibawa tadi.
Kita semua akan di ajari bagaimana cara mengambil bibit alpukat, cara menanam biji alpukat yang benar, cara mencangkul, cara memberi pupuk, cara merawat dll.
![]() |
Menuju tempat menanam dengan membawa bambu dan plastik |
![]() |
Bibit Alpukat yang sudah siap tanam |
Tetapi sebelum itu kita diminta untuk mencari teman kelompok maksimal 5 siswa. Lalu kita mengambil pupuk dan bibit alpukat untuk ditanam ke tempat yang disediakan. Kemudian kita mencangkul bagian tengah sedikit, karena bibit alpukat masih kecil. Tanah yang di cangkul tidak boleh terlalu dalam karena bibit alpukat bisa mati.
Setelah mencangkul tanahnya, kita beri pupuk sekam dulu. Lalu bibit kita tanam dengan hati-hati, lalu di beri tanah pada sisinya. Setelah itu kita beri lagi pupuk sekam tadi.
Setelah menanam, dipinggir bibit harus diberi bambu yang telah kita bawa tadi. Bambu nya tidak boleh ditancapkan terlalu dekat dengan tanaman karena jika bambu nya ada rayap nya maka akan merusak akar tanaman itu. Pada atas bambunya diberi pengaman dari plastik, yang bertujuan untuk melindungi bibit dari panas, hujan, ataupun hewan.
Setelah penanaman bibit pertama selesai, maka kita menanam kembali bibit alpukat. Kita dilanjutkan untuk menanam bibit alpukat yang lain. Karena bibit nya banyak dan harus ditanam semua. Ternyata saat menanam bibit alpukat satu dan bibit yang lain harus diberi jarak sekitar 7 meter jadi tidak sembarangan saat menanam bibit alpukat. Juga bibit alpukat tidak boleh terkena air terlalu banyak karena bibit alpukat bisa busuk.
Setelah menanam bibit alpukat kita berfoto bersama anggota kelompok dan kakak komunitas Desa Dadapan. Setelah selesai menanam saya dan teman-teman kelompok saya cuci tangan dan kaki. Untuk istirahat, kita juga diberi beberapa minuman hangat dan air mineral. Lalu kita makan bersama-sama.
Setelah kegiatan menanam, saya dan teman-teman beristirahat dan makan bersama. Lalu dilanjutkan untuk wawancara dengan para pemuda-pemuda komunitas Desa Dadapan tentang :
- Potensi apa yang dimiliki Desa Dadapan?
- Program unggulan apa yang di jalankan komunitas Desa Dadapan?
- Langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk kedepannya?
- Rencana akan di jadikan apa dan bagaimana program nya?
Setelah sesi wawancara dilanjutkan dengan foto bersama dengan komunitas Desa Dadapan.
Sesudah foto bersama-sama kita berjalan beriringan menuju bis untuk kembali ke sekolah. Selama perjalanan pulang cuaca yang tadinya cerah menjadi mendung. Awan yang semula putih menjadi hitam. Di dalam bis teman-teman saya awalnya tenang menjadi heboh karena bis yang kita tumpangi melewati jalan yang sedikit terjal. Selama perjalanan kita melewati alas-alas (hutan) di iringi hujan yang membuat perjalanan kita menjadi sedikit mencekam. Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya kita semua sampai di sekolah dengan keadaan selamat. Saat tiba di sekolah saya kira ada akan ada pelajaran tapi ternyata bagi siswa-siswi yang ikut kegiatan ini sudah diperbolehkan pulang.